Senin, 16 Januari 2017

7 Fakta Unik Tentang Film "Peter Pan"

1. Warna Peter Pan hijau?

Di beberapa film Peter Pan, baik seri animasi maupun live actionnya, kita mungkin sering melihat bocah kecil yang berpetualang di Neverland ini identik dengan pakaian berwarna hijau. Padahal dalam cerita sebenarnya, Peter Pan aslinya justru menggunakan pakaian yang terbuat dari dedaunan dengan gradasi warna cokelat, oranye serta tan, lho. Jangan salah sangka lagi ya mulai sekarang?

2. Peter Pan memang kisah fiksi, tapi tokohnya sendiri benar-benar nyata

Semua orang pasti tahu kalau cerita Peter Pan merupakan hasil imajinasi novelis J.M Barrie. Tapi yang nggak semua orang tahu adalah tokoh Peter Pan itu sendiri sebenarnya merupakan inspirasi dari adik J.M. Barrie yang bernama Davies.
Menurut beberapa sumber, Davies meninggal karena kecelakaan saat bermain ice skating tepat sebelum hari ulang tahunnya yang jatuh ke-14 tahun. Davies lalu dianggap sebagai "a boy who would never grow up" atau anak lelaki yang nggak pernah tumbuh dewasa oleh keluarganya. Inilah yang kemudian menginspirasi J.M Barrie untuk menjadikannya karakter Peter Pan.

3. Peter Pan jadi nama sindrom penyakit

Peter Pan, seperti yang disebutkan dalam poin nomor dua, dianggap sebagai anak lelaki yang nggak pernah tumbuh dewasa. Sehingga para peneliti pada akhirnya sepakat untuk menggunakan nama Peter Pan sebagai nama sebuah sindrom di mana seseorang memiliki sifat kekanak-kanakan dan enggan untuk bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya, walaupun usianya sendiri nggak bisa dibilang muda lagi.
Sindrom Peter Pan ini sendiri nggak hanya bisa menjangkiti cowok, perempuan juga bisa mengidap sindrom ini.

4. Tokoh penjahat sesungguhnya


Hayo tebak, siapa penjahat dalam cerita Peter Pan yang sesungguhnya? Kalau tebakanmu Kapten Hook, kamu salah besar lho! Kapten Hook bukanlah penjahat yang sesungguhnya dalam cerita aslinya. Sebenarnya si tokoh jahat ya Peter Pan itu sendiri. Penokohannya mengalami perluasan karakter untuk dijadikan daya tarik terhadap anak-anak akan cerita tentang bajak laut.

5. Peter Pan adalah seorang pembunuh



Kalau selama ini kamu berpikir tokoh Peter Pan adalah sosok pahlawan kecil yang menyenangkan karena sifatnya yang suka usil itu, wah kayaknya kamu mesti meralatnya buru-buru deh. Dalam cerita aslinya, Peter pan sebenarnya adalah sosok pembunuh sadis atau yang biasa disebut dengan psikopat lho.
Motifnya membunuh juga bisa dibilang aneh, demi mengisi waktu senggangnya yang membosankan. Bahkan dalam movel asli yang dikarang oleh J.M. Barrie, Peter selalu mencari korban baru. Nggak cuma Bajak Laut, tapi juga teman-temannya. Bahkan ketika Lost Boys sudah menunjukkan tanda akan semakin bertumbuh, Peter nggak akan segan-segan menyingkirkan mereka. Segera! Duh, seram ya?

6. Neverland tidak benar-benar menghentikan umur anak-anak

Selama ini banyak orang yang percaya, ketika bisa masuk Neverland, usia seseorang tersebut seakan-akan berhenti sehingga nggak akan pernah terjadi proses penuaan. Muda terus jadinya. Ah siapa bilang? Peter memang memimpin "pasukan" anak-anak yang menolak menjadi dewasa, tapi sesungguhnya hanya Peter yang berhasil mengalaminya.
Dalam cerita aslinya, usia anak-anak tersebut tidak berhenti, tapi hanya melambat, sehingga lama kelamaan mereka pun akan tumbuh menjadi dewasa dan bertambah tua.

7. Tokoh Peter Pan sebenarnya sudah muncul dalam cerita lain
Sebelum novel aslinya terbit, Peter Pan sesungguhnya sudah pernah muncul dalam cerita lain karangan J.M. Barrie, The Little White Bird, yang ditulis pada tahun 1902 sebelum teater Peter Pan dimainkan.

5 Urutan Komik Terlaris Untuk Dibaca


5  ONE PIECE | 5.83%
Komik Terlaris Bulan April - One Piece 
One Piece akhirnya kembali turun ke peringkat 5 untuk bulan April. One Piece saat ini telah dirilis hingga volume ke-76 pada Maret lalu. Pada volume in babak Dressrosa juga mulai mencapai titik akhir. Sedikit bocoran nih dari pihak Elex, kabarnya volume ke-77 mendatang akan lebih tebal 15% dari manga standar dan berisi 2 chapter lebih banyak daripada seri-seri sebelumnya. Salut buat Oda-sensei untuk kerja kerasnya!

4 ASSASSINATION CLASSROOM | 7.68%
Komik Terlaris Bulan April - Assassination Classroom
Berbeda dengan One Piece, bulan ini Assassination Classroom justru naik satu peringkat ke posisi ke-4. Kisah Pak Koro dan murid-muridnya di kelas E semakin seru untuk diikuti. Kendati manganya telah selesai dirilis di Jepang pada Maret lalu, namun penggemar Assassination Classroom di Indonesia masih bisa terus mengkoleki manganya yang telah dirilis hingga vol. ke-7 pada 13 April 2016 lalu.

3 NARUTO | 7.73%
Komik Terlaris Bulan April - Naruto 

Kendati vol. 72 belum juga dirilis Naruto masih bertahan di 3 besar kendati turun 2 peringkat dari bulan lalu. Dari sneak peek sementara kabarnya volume terakhir Naruto akan dirilis pada bulan Mei ini. Jika nanti volume ke-72 rilis entah berapa lama Naruto bisa bertahan di tiga besar. Karena vol. terakhir yang dirilis oleh Elex baru sampai vol. 71 sejak 6 Januari 2016 lalu dan masih kokoh di 3 besar hingga bulan April

2 KUNGFU BOY LEGENDS | 8.44%
Komik Terlaris Bulan April - Kungfu Boy Legends 
Popularitas manga satu ini sepertinya terus meningkat dari hari ke hari. Pada daftar manga terlaris bulan April 2016 ini, kisah Chinmi berhasil menembus posisi ke-2. Hal ini sepertinya tidak terlepas dari vol. ke-18 yang merupakan volume terbaru dari manga ini baru saja dirilis pada 23 Maret 2016 lalu.

1 DETEKTIF CONAN | 14.94%
Komik Terlaris Bulan April - Detektif Conan
Daftar komik terlaris bulan April 2016 kebali membuktikan bahwa Naruto dan One Piece bukan manga paling populer di Indonesia. Melihat dari hasil penjualan komik yang dirilis di Indonesia menunjukkan bahwa Detektif Conan merupakan komik paling populer di Indonesia. Detektif Conan vol. 88 sendiri baru saja dirilis pada 27 April 2016 dan berkat hal tersebut berhasil meraih posisi puncak dan menggeser judul-judul manga lainnya

Komk Miiko

 http://images4.fanpop.com/image/photos/22900000/miiko-comic-cover-kocchimuite-miiko-22972502-452-615.jpg






Ting tong, ting, tong, ting tong (bunyi Bel)

Bel pulang di Sma Hananoki berbunyi, anak-anak keluar dari kelas.
saat itu, miiko, yukko, dan mari-chan sedang mendiskusikan hal-hal menarik yang akan direncanakan saat kemping

"Saat sedang penting begini, malah ada acara Kemping segala" Kata Mari-chan
"Memangnya ada apa mari-chan?" Tanya Yukko dan Miiko berbarengan
"Aku sedang buat Komik, harus selesai 3 minggu lagi, sedangkan kempingnya seminggu lagi."
"Kalau begitu Mari-chan nggak ikut, dong?" Kata Miiko Kecewa
"Yah, mau apa lagi..." jawab Mari-chan pasrah
"Bagaimana kalau kau bawa Komikmu ke Kemping? mungkin memang akan sibuk, tapi kamu bisa kerjakan saat malam." usul Yukko
"Benar juga!" Kata Mari-chan
"Eh.... tapi, jangan paksakan dirimu..." kata yukko yang sepertinya menyesal telah memberikan usul itu.
"Nggak apa-apa, Nggap apa-apa :D" kata Mari-chan
"Horee, Mari-chan ikuut!" teriak Miiko
"Aku mau bawa banyak cemilan saat disana aah!" Miiko berkata dengan semangat

Kenta dan Tappei  yang sepertinya tertarik dengan obrolan mereka pun datang

"Makanan Melulu, nanti tambah gemuk loh. segitu saja kau sudah kelihatan seperti anak babi." ejek Tappei
"Apa maksudmu!" Miiko lari mengejar tappei yang kabur setelah menyelesaikan kalimatnya
"Mereka berantem mulu, ya." kaya yukko
"yah, padahal tappei jelas suka sama miiko, tapi miiko 'kan nggak peka." kata mari-chan
"haha, Tappei juga ngejek yamada terus sih, mana bisa Yamada sadar." tawa Kenta.
"Oh, iya, kita sudah putuskan siapa anggota terakhir dari kelompok kita? 'kan pak guru menyuruh kita membentuk kelompok yang terdiri dari 6 orang, tapi kita kekurangan 1 .." tanya Mari-chan
"Belum, semua sudah punya kelompok, tapi kita kekurangan, orang." kata Kenta
"Aneh, bukannya murid di kelas ada 24 orang? kalau begitu harusnya pas. harusnya dikelas kita ada 4 kelompok." kata Yukko heran.
  
Miiko sedang mencari Tappei karena kehilangan jejaknya. Miiko capek berlari, dia duduk di bangku lapangan untuk mengusir lelah.

Hosh, Hosh, Hosh. (Miiko kesulitan bernapas karena kebanyakan berlari)

"Tappei larinya cepat banget..." kata Miiko
"Tappei kenapa?" tiba-tiba Yoshida muncul dan duduk disebelah miiko
"Yo, Yoshida!?" Muka miiko memerah

Sebenarnya, akhir-akhir ini Miiko menyadari  kebaikan Yoshida. setiap kali melihat Yoshida mukanya menjadi merah. Miiko menyukai Yoshida, tapi dia masih bingung dengan perasaanya.

"Ng,Nggak, tadi aku mengejar Tappei, tapi dia kaburnya cepat sekali." kata Miiko
"...." Yoshida terdiam. sepertinya dia agak cemburu dengan ke akraban Miiko dengan Tappei.
"Ng... Yoshida sudah punya kelompok? begini, kami kekurangan orang untuk kelompok kemping, jadi mungkin kalau Yoshida mau.." Kata Miiko"kamu... mengajakku?" Kata Yoshida dengan 'Sparkling Eyes' X3 ( He is so cute!)
"Ng, Iya, tapi kalau mau saja..."
"Aku mau! aku mau! terimakasih Yamada!"

 Blush! (muka Miiko memerah lagi)

"A... Aku mau ketempat teman-teman dulu." Kata Miiko
"Iya, aku juga mau Kursus dulu."

Miiko dan Yoshida melambaikan tangan

Dikelas...

"Yoshida!?" kata Mari-chan, Yukko, dan Kenta berbarengan
"I, Iya... Yoshida juga nggak keberatan kok" kata Miiko

Muka Tappei menunjukan rasa sebal

"Tappei Diam aja? Marah yaaa" Ledek Kenta
"Apanya!" teriak Tappei dengan wajah memerah
"?"

Miiko Pulang kerumah. dia menyiapkan baju-baju dan barang-barang yang akan dibawa untuk pergi ke kemping

"Ng... Kayaknya Baju ini sudah kekecilan, padahal baru dipakai sekali." kata Miiko. "Kayaknya aku harus beli baju baru nih."
  
Miiko Pergi ke toko baju langganannya dan bertemu Mari-chan disana

"Mari-chan!?"
""Miiko!? sedang apa disini?" Tanya Mari-chan
" Aku mau beli baju baru, baju lama ku sudah kekecilan."
"Oh begitu. hei, aku coba yang ini dulu ya."
"Iya."
"Hei, Gimada dengan yang ini?" Mari-chan membuka tirai
"Bagus, warnanya pas sama Mari-chan" Kata Miiko
" Aku juga berpikir begitu. Haha.."

Tring Tring Tring (Bunyi Hp Miiko)

"Siapa?" Tanya Mari-chan
"sebentar.." Miiko mengambil Hp dari kantongnya. "Yoshida!" Miiko terseyum riang
"....!" Mari-chan memperhatikan Miiko dengan wajah heran
 begini smsnya :

Terimakasih Hari ini Yamada, aku senang sekali kamu mengajakku satu kelompok denganmu. sebenarnya aku juga belum punya kelompok, jadi aku terbantu sekali saat kamu mengajakku. aku senang sekali sekelompok denganmu. terimakasih Yamada. aku tida sabar menunggu kemping nanti.

"Yoshida memang baik... kata-katanya selalu lembut, nggak kayak Tappei" Pikir Miiko

Miiko Tersenyum lagi, dan Mari-chan memperhatikannya lagi

"Hei, ada apa dengan kau dan Yoshida?" Tanya Mari-chan yang langsung tembak tanpa peduli TPO (Time, Place, Occasion)
  
Deg! (Jantung Miiko berdetak dan wajahnya memerah)

"A...Apa?" Kata Miiko sok tidak dengar
"Aku Tanya, ada apa sama kamu dan Yoshida?" Tanya Mari-chan lagi dengan nada yang memaksa.
"Ada apa bagaimana? memangnya ada apa denganku dan Yoshida?" Miiko kebingungan
"Itu Pertanyaanku!" Mari-chan sedikit kesal karena Miiko mengelak melulu.
"Nggak ada apa-apa,kok! beneran!" Miiko berusaha meyakinkan Mari-chan
"..... Kamu... jangan-jangan suka Yoshida" Tuduh Mari-chan

Deg! (Jantung Miiko berdetak lagi)
Blush! (wajah miiko memerah)

"Ngomong apa sih, nggak kok!" Miiko Mengelak
"Jangan bohong, Miiko. kita sudah berteman lama! tindakan mu mudah terbaca! dapat sms dari Yoshida saja kamu sudah senyum-senyum." Tuduh Mari-chan lagi
" ....." Miiko dan Mari-chan saling bertatapan
"Se, sebenarnya... aku juga nggak tau aku suka sama Yoshida apa nggak." Kata Miiko
"Se... serius, nih. miiko?" Mari-chan menjadi penasaran.
"'Kan aku bilang nggak tau!"
"Nggak tau kan beda dengan Nggak. berarti masih ada kemungkinan kamu suka sama Yoshida. Bagaimana dengan Tappei?" tanya Mari-chan
"Kok nyambungnya ke dia, sih! udah pasti nggak! dia nyebelin!"
"Hemm.. gitu ya..."

Sepertinya Mari-chan memikirkan sesuatu dan mengerti bagaimana perasaan miiko yang sebenarnya kepada Tappei dan Yoshida. tapi aku kasih tau nanti, ya! :3

"Ya sudah, katanya kamu mau beli baju." Mari-chan memperingatkan Miiko
"Ah, Oh iya!"

Di Apartemen Miiko
ceritanya, Mama dan papa miiko mendapat Apartemen yang lebih besar dan tidak jauh dari sekolahan, jadi  miiko dan mamoru mendapat kamarnya masing-masing seperti yang mereka inginkan sejak dulu

Apa iya ya, aku suka sama Yoshida? masa sih? 

Miiko capek mikir, jadi dia cepat-cepat tidur

keesokan harinya

"Miiko, kamu benar suka sama Yoshida?" Tanya Yukko
"A,apa? kok...!"miiko bingung kenapa Yukko bisa tau "MARI-CHAN!!!" teriak Miiko
"Sori, Miiko. Aku keceplosan. Ehehe.." Mari-chan memasang tampang jail
"Nggak kok Yukko, aku juga nggak tau aku suka sama Yoshida atau nggak." Kata Miiko mengacuhkan Mari-chan
"Makanya, Kubilang 'Nggak tau' beda dengan 'Nggak'." Kata mari-chan mengulang kalimatnya yang kemarin
"Miiko, apa kamu yakin, padahal aku rasa Tappei lebih cocok untukmu..." Kata Yukko kecewa
"Tuh kan, kenapa semua menghubungkan ke Tappei, sih!!" Miiko merasa agak sebal
"Habisnya..." kata Yukko

Ting Tong (Bel masuk berbunyi)

Miiko dan yang lain masuk kekelas dan mengikuti pelajaran
Miiko sedang memikirkan percakapan tadi pagi dengan Yukko dan Mari-chan

dan, Kemping pun dimulai ....

Saat di bus, Miiko duduk disebelah Mari-chan,  Yukko duduk disebelah Tappei dan Yoshida disebelah Kenta (ketetapan guru)

"Yamada, kamu mau Pocky?" Yoshida menawarkan cemilannya pada Miiko
"Eh, nggak, makasih" Miiko menolak dengan wajah memerah
"Apa? Kau menolak makanan? ada apa denganmu? Kau sakit,hah?" Tappei sebal melihat wajahnya yang memerah didepan Yoshida. dia menjadi marah dan meledeknya.
"Apa! Apa maksudmu! itu 'kan nggak ada urusan dengan Tappei!" Miiko yang menyadari adanya perbedaan dari ledekan Tappei yang biasanya, ikut marah.

Tappei aneh. biasanya dia memang sering meledekku, tapi kali ini... kayaknya beda. wajahnya seperti marah.

 "Apa, aku 'kan hanya sedang berbaik hati, menanyakan keadanmu!" Bentak Tappei
"Itu yang namanya berbaik hati?" Balas Miiko
"Sudahlah, tappei! jangan meledek Yamada Terus!" Yoshida memotong pertengkarang mereka
"Nggak ada urusan denganmu!" Tappei membentak Yoshida. lalu Tappei diam

Mereka ber enam ikut diam karena ikut terbawa Atmosfir yang berat yang di akibatkan miiko dan Tappei, tapi Yukko berusaha menenangkan mereka berdua

"Kalian berdua, sudahlah... kita kan sedang kemping, masa kalian marahan? lebih baik kalian berbaikan supaya kemping terasa lebih menyenangkan." Kata Yukko
"Bukan aku yang mulai." Kata Miiko
"...." Tappei hanya diam
"Miiko...." Yukko pasrah


Mereka sampai di tempat kemping, dan langsung menyiapkan tenda. sementara Yukko dan Kenta menyiapkan tenda, Miiko dan Mari-chan memasak kare. sedangkan Yoshida dan Tappei menyiapkan alat makan

"Hei kau..." Kata tappei kepada Yoshida
"Apa?"
"...."
"Ada apa, tappei?"
"Kau dan yamada..."
"Ng?"
"Nggak jadi." Tappei pergi menjauh dari Yoshida, sementara Yoshida memerhatikan Tappei, seperti mengerti apa yang tadi ingin ditanyakan Tappei.

Malamnya, (sekitar jam 10 malam) Miiko tidak bisa tidur dan dia pergi jalan-jalan sendiri. dia ingin mengajak Mari-chan, tapi melihat mari-chan yang sibuk dengan Komiknya, dia tidak tega mengajaknya.
Tiba-tiba dia bertemu dengan Yoshida.

"Yoshida? kau sedang apa disini?" tanya Miiko
"Yamada sendiri?"
"Aku cuma... nggak bisa tidur,kok."
"Mikirin Tappei, ya?" Tuduh Yoshida
"Apa! buat apa aku mikirin dia!"
"Yamada... kamu nggak jujur, ya. aku tau, perasaanmu yang sebenarnya ke tappei."
"Apa maksud Yoshida?"

Sementara itu, Tappei yang tidak bisa tidur karena suara jangkrik yang berisik, jalan-jalan untuk menghilangkan rasa ngantuknya. tapi, tanpa sengaja bertemu dengan Miiko dan Yoshida yang sedang mengobrol.

"Walaupun Yamada Suka sama Tappei, tapi aku..." Yoshida memutuskan kalimatnya
"Yo, Yo, Yoshida...?"

Deg, deg, deg, deg ,deg (Jantung Miiko berdetak kencang)

"Aku tetap suka sama kamu, Yamada."

benar - benar "DEG!

"Sebenarnya, aku sudah suka sama Yamada sejak kita masih SD. kita memang dulu beda SMP, tapi walaupun begitu, saat SMP, aku tetap memikirkan Yamada!" Kata Yoshida
"Yo, Yoshida..."
"Sebenarnya, aku sudah sering ingin mengatakannya padamu, tapi Tappei selalu saja menggangguku" Kata Yoshida lagi

Miiko Spontan mundur-mundur saat 'penembakan' yoshida tanpa menyadari ada Jurang dibelakangnya.

Sruuut (kaki miiko terpeleset dan jatuh kejurang)

"AAAAAAAAAAHHH!!!" Teriak Miiko
"Yamada!!!" Yoshida kebingungan
"Yamada!" teriak Tappei

Tappei yang melihatnya langsung menyusul Miiko dan ikut terjatuh bersama Miiko

Bruk Bruk Brak Gubrak! (suara Jatuh Miiko dan Tappei)

"Ukh....." Miiko bangung duluan
"Tappei! kok ada Tappei! Jangan-Jangan Tappei dengar percakapanku dengan Yoshida tadi!?"
"Bego, bukan waktunya ngomongin itu, kan. sekarang gimana kita. Jurangnya ketinggian. Kita nggak bisa manjat."
"Te, terus gimana dong. hueeeee!" Miiko jadi menangis
"bego! jangan nangis! mendingan kita cari tempat buat bermalam"
"ta, tapi kakiku..argh!" Miiko merintih, ternyata kakinya keseleo gara-gara jatuh dari tebing tadi
"Kau itu benar-benar Bego. sini!" Tappei menarik tangan Miiko dan menggendongnya dibelakang

Deg! (jantung Miiko berdetak lagi dan wajahnya memerah)

"Ta, tapi kalau kita pergi, nanti yang lainnya..."
"Si bodoh Yoshida itu pasti akan melapor kalau kita jatuh. lagipula mereka pasti mencari kita dipagi hari. kalau sudah malam, mencari orang dihutan itu benar-benar sulit"
"Begitu..." Miiko terdiam.
"Hey itu!" Tappei menemukan Pondok dan jalan kesana
"Permisi! apa ada orang?"
"Sepertinya tidak ada siapa-siapa." kata Miiko

Tappei menurunkan Miiko dari gendongannya

"Makasih Tappei."
"hm"

5 Lukisan Termahal Di Dunia

1. Mona Lisa, karya L.Da Vinci. Pada tahun 2006 lukisan ini menyetuh harga US$670 Juta atau sekitar 6,7 Triliun..woww dan pada tahun 2012 lukisan ini menyentuh 1 Milliard dollar atau atau sekitar 10 triliun rupiah..luar biasa.
Mona Lisa 1
2. Le pigeon aux petits pois” karya Pablo Picasso. memiliki harga yang tinggi yaitu $123 juta gan setara dengan 1,23 Triliun rupiah.
Picasso Le pigeon aux petits pois 2
3. Portrait Of Young Man karya Gustav Klimt. karya ini dibandrol dengan harga $ 100 Juta atau setara dengan 1 triliun rupiah  dan info nya lukisan ini pernah di curi oleh tentara Nazi


Raphael missing 3
4. Les Noces de pierrette. karya ini diciptakan oleh Pablo Picasso. Karya ini dihargai sebesar US$ 47 juta pada 30-11-1989 nilai sekarang pada lukisan ini adalah US$72 juta lebih atau 726 milliard
Les 4

5. Portrait Of Adele Bloch Bauer. Karya yang diciptakan oleh Gustav klimt ini juga pernah dirampas oleh tentara Nazi loh  harga pada karya ini yaitu $135 juta atau sekitar 1,5 triliun
Portrait of Adele Bloch Bauer I 5




4 Es Krim Termahal di Dunia



Es k rim yang dibuat oleh Restoran Pavilion di Langham Hotel dibandrol dengan harga yang fantastis. Es krim ini dibuat dari campuran es krim coklat dan vanilla. Sebagai tambahan, es krim ini juga disajikan dengan daun emas dan taburan emas 24 karat.
4. Golden Opulence Sundae
Harga US$ $1.000 atau Rp 13,3 juta




Peringkat keempat ditempati oleh Golden Opulence Sundae. Selain dimasak dari bahan-bahan bermutu tinggi, es krim ini juga disajikan dengan daun emas 23 karat. Es krim ini juga disajikan di gelas dengan sendok yang juga berlapis emas. Coklat yang dipakai dalam campuran es krim ini adalah coklat yang langka.











3. Three Twins Ice Cream Sundae
Harga US$ 3.333 atau Rp 44,44 juta


Es krim ini disajikan seperti layaknya es krim banana split. Namun dibuat dari bahan-bahan yang memiliki kualitas tinggi. Selain harganya yang mahal, es krim ini juga dapat Anda makan dengan menggunakan sendok antik dari tahun 1850.

2. Frozen Chocolate Haute
Harga US$ 25 ribu atau Rp 333, 3 juta


Es krim yang disajikan oleh sebuah restoran di New York ini sengaja dibuat untuk memecahkan rekor dunia Guiness. Harganya yang mahal dikarenakan es krim ini dibuat dengan menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi yang dicampur dengan lima gram emas 23 karat.


1. Absurdity Sundae
Harga US$ 60 ribu atau Rp 800 juta


Es krim ini dinilai sebagai salah satu es krim paling mahal di dunia. Es krim ini dibuat oleh sebuah perusahaan es krim, The Absurdity Sundae. Walaupun dijual sangat mahal, uang hasil penjualan es krim ini dialokasikan untuk biaya pelestarian lingkungan.

Cerita "Cinderella" dalam Bahasa Inggris




CINDERELLA 


ONCE there was a gentleman who married, for his second wife, the proudest and most haughty woman that was ever seen. She had, by a former husband, two daughters of her own humor, who were, indeed, exactly like her in all things. He had likewise, by another wife, a young daughter, but of unparalleled goodness and sweetness of temper, which she took from her mother, who was the best creature in the world.
cerita cinderella dalam bahasa inggrisNo sooner were the ceremonies of the wedding over but the mother-in-law began to show herself in her true colors. She could not bear the good qualities of this pretty girl, and the less because they made her own daughters appear the more odious. She employed her in the meanest work of the house: she scoured the dishes, tables, etc., and scrubbed madam’s chamber, and those of misses, her daughters; she lay up in a sorry garret, upon a wretched straw bed, while her sisters lay in fine rooms, with floors all inlaid, upon beds of the very newest fashion, and where they had looking-glasses so large that they might see themselves at their full length from head to foot.
The poor girl bore all patiently, and dared not tell her father, who would have rattled her off; for his wife governed him entirely. When she had done her work, she used to go into the chimney-corner, and sit down among cinders and ashes, which made her commonly be called Cinderwench; but the youngest, who was not so rude and uncivil as the eldest, called her Cinderella. However, Cinderella, notwithstanding her mean apparel, was a hundred times handsomer than her sisters, though they were always dressed very richly.
It happened that the King’s son gave a ball, and invited all persons of fashion to it. Our young misses were also invited, for they cut a very grand figure among the quality. They were mightily delighted at this invitation, and wonderfully busy in choosing out such gowns, petticoats, and head-clothes as might become them. This was a new trouble to Cinderella; for it was she who ironed her sisters’ linen, and plaited their ruffles; they talked all day long of nothing but how they should be dressed.
“For my part,” said the eldest, “I will wear my red velvet suit with French trimming.”
“And I,” said the youngest, “shall have my usual petticoat; but then, to make amends for that, I will put on my gold-flowered manteau, and my diamond stomacher, which is far from being the most ordinary one in the world.”
They sent for the best tire-woman they could get to make up their head-dresses and adjust their double pinners, and they had their red brushes and patches from Mademoiselle de la Poche.
Cinderella was likewise called up to them to be consulted in all these matters, for she had excellent notions, and advised them always for the best, nay, and offered her services to dress their heads, which they were very willing she should do. As she was doing this, they said to her:
“Cinderella, would you not be glad to go to the ball?”
“Alas!” said she, “you only jeer me; it is not for such as I am to go thither.”
“Thou art in the right of it,” replied they; “it would make the people laugh to see a Cinderwench at a ball.”
Anyone but Cinderella would have dressed their heads awry, but she was very good, and dressed them perfectly well They were almost two days without eating, so much were they transported with joy. They broke above a dozen laces in trying to be laced up close, that they might have a fine slender shape, and they were continually at their looking-glass. At last the happy day came; they went to Court, and Cinderella followed them with her eyes as long as she could, and when she had lost sight of them, she fell a-crying.
Her godmother, who saw her all in tears, asked her what was the matter.
“I wish I could–I wish I could–“; she was not able to speak the rest, being interrupted by her tears and sobbing.
This godmother of hers, who was a fairy, said to her, “Thou wishest thou couldst go to the ball; is it not so?”
“Y–es,” cried Cinderella, with a great sigh.
“Well,” said her godmother, “be but a good girl, and I will contrive that thou shalt go.” Then she took her into her chamber, and said to her, “Run into the garden, and bring me a pumpkin.”
Cinderella went immediately to gather the finest she could get, and brought it to her godmother, not being able to imagine how this pumpkin could make her go to the ball. Her godmother scooped out all the inside of it, having left nothing but the rind; which done, she struck it with her wand, and the pumpkin was instantly turned into a fine coach, gilded all over with gold.
She then went to look into her mouse-trap, where she found six mice, all alive, and ordered Cinderella to lift up a little the trapdoor, when, giving each mouse, as it went out, a little tap with her wand, the mouse was that moment turned into a fine horse, which altogether made a very fine set of six horses of a beautiful mouse-colored dapple-gray. Being at a loss for a coachman,
“I will go and see,” says Cinderella, “if there is never a rat in the rat-trap–we may make a coachman of him.”
“Thou art in the right,” replied her godmother; “go and look.”
Cinderella brought the trap to her, and in it there were three huge rats. The fairy made choice of one of the three which had the largest beard, and, having touched him with her wand, he was turned into a fat, jolly coach- man, who had the smartest whiskers eyes ever beheld. After that, she said to her:
“Go again into the garden, and you will find six lizards behind the watering-pot, bring them to me.”
She had no sooner done so but her godmother turned them into six footmen, who skipped up immediately behind the coach, with their liveries all bedaubed with gold and silver, and clung as close behind each other as if they had done nothing else their whole lives. The Fairy then said to Cinderella: “Well, you see here an equipage fit to go to the ball with; are you not pleased with it?”
“Oh! yes,” cried she; “but must I go thither as I am, in these nasty rags?”
Her godmother only just touched her with her wand, and, at the same instant, her clothes were turned into cloth of gold and silver, all beset with jewels. This done, she gave her a pair of glass slippers, the prettiest in the whole world. Being thus decked out, she got up into her coach; but her godmother, above all things, commanded her not to stay till after midnight, telling her, at the same time, that if she stayed one moment longer, the coach would be a pumpkin again, her horses mice, her coachman a rat, her footmen lizards, and her clothes become just as they were before.
She promised her godmother she would not fail of leaving the ball before midnight; and then away she drives, scarce able to contain herself for joy. The King’s son who was told that a great princess, whom nobody knew, was come, ran out to receive her; he gave her his hand as she alighted out of the coach, and led her into the ball, among all the company. There was immediately a profound silence, they left off dancing, and the violins ceased to play, so attentive was everyone to contemplate the singular beauties of the unknown new-comer. Nothing was then heard but a confused noise of:
“Ha! how handsome she is! Ha! how handsome she is!”
The King himself, old as he was, could not help watching her, and telling the Queen softly that it was a long time since he had seen so beautiful and lovely a creature.
All the ladies were busied in considering her clothes and headdress, that they might have some made next day after the same pattern, provided they could meet with such fine material and as able hands to make them.
The King’s son conducted her to the most honorable seat, and afterward took her out to dance with him; she danced so very gracefully that they all more and more admired her. A fine collation was served up, whereof the young prince ate not a morsel, so intently was he busied in gazing on her.
She went and sat down by her sisters, showing them a thousand civilities, giving them part of the oranges and citrons which the Prince had presented her with, which very much surprised them, for they did not know her. While Cinderella was thus amusing her sisters, she heard the clock strike eleven and three-quarters, whereupon she immediately made a courtesy to the company and hasted away as fast as she could.
When she got home she ran to seek out her godmother, and, after having thanked her, she said she could not but heartily wish she might go next day to the ball, because the King’s son had desired her.
As she was eagerly telling her godmother whatever had passed at the ball, her two sisters knocked at the door, which Cinderella ran and opened.
“How long you have stayed!” cried she, gaping, rubbing her eyes and stretching herself as if she had been just waked out of her sleep; she had not, however, any manner of inclination to sleep since they went from home.
“If thou hadst been at the ball,” said one of her sisters, “thou wouldst not have been tired with it. There came thither the finest princess, the most beautiful ever was seen with mortal eyes; she showed us a thousand civilities, and gave us oranges and citrons.”
Cinderella seemed very indifferent in the matter; indeed, she asked them the name of that princess; but they told her they did not know it, and that the King’s son was very uneasy on her account and would give all the world to know who she was. At this Cinderella, smiling, replied:
“She must, then, be very beautiful indeed; how happy you have been! Could not I see her? Ah! dear Miss Charlotte, do lend me your yellow suit of clothes which you wear every day.”
“Ay, to be sure!” cried Miss Charlotte; “lend my clothes to such a dirty Cinderwench as thou art! I should be a fool.”
Cinderella, indeed, expected well such answer, and was very glad of the refusal; for she would have been sadly put to it if her sister had lent her what she asked for jestingly.
The next day the two sisters were at the ball, and so was Cinderella, but dressed more magnificently than before. The King’s son was always by her, and never ceased his compliments and kind speeches to her; to whom all this was so far from being tiresome that she quite forgot what her godmother had recommended to her; so that she, at last, counted the clock striking twelve when she took it to be no more than eleven; she then rose up and fled, as nimble as a deer. The Prince followed, but could not overtake her. She left behind one of her glass slippers, which the Prince took up most carefully. She got home but quite out of breath, and in her nasty old clothes, having nothing left her of all her finery but one of the little slippers, fellow to that she dropped. The guards at the palace gate were asked:
If they had not seen a princess go out.
Who said: They had seen nobody go out but a young girl, very meanly dressed, and who had more the air of a poor country wench than a gentlewoman.
When the two sisters returned from the ball Cinderella asked them: If they had been well diverted, and if the fine lady had been there.
They told her: Yes, but that she hurried away immediately when it struck twelve, and with so much haste that she dropped one of her little glass slippers, the prettiest in the world, which the King’s son had taken up; that he had done nothing but look at her all the time at the ball, and that most certainly he was very much in love with the beautiful person who owned the glass slipper.
What they said was very true; for a few days after the King’s son caused it to be proclaimed, by sound of trumpet, that he would marry her whose foot the slipper would just fit. They whom he employed began to try it upon the princesses, then the duchesses and all the Court, but in vain; it was brought to the two sisters, who did all they possibly could to thrust their foot into the slipper, but they could not effect it. Cinderella, who saw all this, and knew her slipper, said to them, laughing:
“Let me see if it will not fit me.”
Her sisters burst out a-laughing, and began to banter her. The gentleman who was sent to try the slipper looked earnestly at Cinderella, and, finding her very handsome, said:
It was but just that she should try, and that he had orders to let everyone make trial.
He obliged Cinderella to sit down, and, putting the slipper to her foot, he found it went on very easily, and fitted her as if it had been made of wax. The astonishment her two sisters were in was excessively great, but still abundantly greater when Cinderella pulled out of her pocket the other slipper, and put it on her foot. Thereupon, in came her godmother, who, having touched with her wand Cinderella’s clothes, made them richer and more magnificent than any of those she had before.
And now her two sisters found her to be that fine, beautiful lady whom they had seen at the ball. They threw themselves at her feet to beg pardon for all the ill- treatment they had made her undergo. Cinderella took them up, and, as she embraced them, cried:
That she forgave them with all her heart, and desired them always to love her.
She was conducted to the young prince, dressed as she was; he thought her more charming than ever, and, a few days after, married her. Cinderella, who was no less good than beautiful, gave her two sisters lodgings in the palace.

RUMUS VEKTOR MATEMATIKA

RUMUS VEKTOR

PENGERTIAN
 
Pada garis berarah dari titik A ke titik B di R 3 mempunyai panjang tertentu dinyatakan sebagai vektor. Vektor dapat dinotasikan dengan : 
 
Atau dapat juga dinyatakan sebagai :  
Dimana  adalah vektor satuan. 

2. Panjang Vektor 
Jika titik A (x1,y1,z1dan B (x2,y2,z2) maka vektor AB adalah : 
 
 
 

 

3. Vektor Satuan
 
Vektor satuan adalah adalah vektor yang panjangnya satu satuan. Jika vektor  maka
vektor satuan dari a adalah: 
 
4. Operasi Penjumlahan, Pengurangan dan Perkalian Vektor dangan Skalar 
a. Penjumlahan atau pengurangan vektor 
 

Contoh : 

Diketahui vektor Nilai  
Jawab : 

 

 

b. Perkalian Skalar dengan vektor 
 
5. Rumus Perbandingan, Perkalian Skalar Proyeksi dan Perkalian Silang Vektor 
a. Perkalian Skalar 
 
b. Cross Product 

 

 
 
 
 
 
 
d. Rumus Pembagian 

 
 
Contoh : Diketahui titik A (-4, 1, 3 ), B (6, -4, 3) dan C (4, 5, -1) Titik R membagi AB sehingga 2AR = 3RB, vektor yang mewakili  adalah : 
Jawab : 
 
 





A. Pengertian vektor Setiap besaran skalar seperti temperature, tekanan, massa, dan sebagainya selau dikaitkan dengan suatu bilangan yang merupakan nilai dari besaran itu. Untuk besaran vektor, di samping mempunyai nilai, ia juga mempunyai arah. Misalnya, pada gerakan angin, selain disebutkan lajunya, disebutkan juga arahnya, seperti 20km/jam dengan arah timur laut. Definisi vektor dan skalar : - Vektor : segmen garis berarah yang mempunyai besaran. Jadi, vektor adalah besaran yang mempunyai arah, misalnya : kecepatan, momen, gaya, percepatan, berat, dll. - Skalar : suatu besaran yang tidak mempunyai arah. Misalnya, panjang, luas, jarak, ,suhu, dll. B. Penulisan vektor - Ditulis dengan huruf kecil dicetak tebal. Misalkan : a,b,c . . . - Ditulis dengan huruf kecil yang diatasnya dibubuhi tanda panah. Misalkan : ā , ē . . . . - Ditulis dengan huruf kecil dan garis di bawahi. Misalkan : C. Rumus-rumus vektor a. Vektor satuan b. Besar panjang vektor c. Penjumlahan maupun pengurangan vektor e. Perkalian skalar g. Gambar proyeksi vektor a pada b h. Proyeksi orthogonal skalar i. Proyeksi orthogonal vektor j. Titik p pembagi AB dengan perbandingan m:n k. Sudut vektor

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Efv
A. Pengertian vektor Setiap besaran skalar seperti temperature, tekanan, massa, dan sebagainya selau dikaitkan dengan suatu bilangan yang merupakan nilai dari besaran itu. Untuk besaran vektor, di samping mempunyai nilai, ia juga mempunyai arah. Misalnya, pada gerakan angin, selain disebutkan lajunya, disebutkan juga arahnya, seperti 20km/jam dengan arah timur laut. Definisi vektor dan skalar : - Vektor : segmen garis berarah yang mempunyai besaran. Jadi, vektor adalah besaran yang mempunyai arah, misalnya : kecepatan, momen, gaya, percepatan, berat, dll. - Skalar : suatu besaran yang tidak mempunyai arah. Misalnya, panjang, luas, jarak, ,suhu, dll. B. Penulisan vektor - Ditulis dengan huruf kecil dicetak tebal. Misalkan : a,b,c . . . - Ditulis dengan huruf kecil yang diatasnya dibubuhi tanda panah. Misalkan : ā , ē . . . . - Ditulis dengan huruf kecil dan garis di bawahi. Misalkan : C. Rumus-rumus vektor a. Vektor satuan b. Besar panjang vektor c. Penjumlahan maupun pengurangan vektor e. Perkalian skalar g. Gambar proyeksi vektor a pada b h. Proyeksi orthogonal skalar i. Proyeksi orthogonal vektor j. Titik p pembagi AB dengan perbandingan m:n k. Sudut vektor

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Efcv
A. Pengertian vektor Setiap besaran skalar seperti temperature, tekanan, massa, dan sebagainya selau dikaitkan dengan suatu bilangan yang merupakan nilai dari besaran itu. Untuk besaran vektor, di samping mempunyai nilai, ia juga mempunyai arah. Misalnya, pada gerakan angin, selain disebutkan lajunya, disebutkan juga arahnya, seperti 20km/jam dengan arah timur laut. Definisi vektor dan skalar : - Vektor : segmen garis berarah yang mempunyai besaran. Jadi, vektor adalah besaran yang mempunyai arah, misalnya : kecepatan, momen, gaya, percepatan, berat, dll. - Skalar : suatu besaran yang tidak mempunyai arah. Misalnya, panjang, luas, jarak, ,suhu, dll. B. Penulisan vektor - Ditulis dengan huruf kecil dicetak tebal. Misalkan : a,b,c . . . - Ditulis dengan huruf kecil yang diatasnya dibubuhi tanda panah. Misalkan : ā , ē . . . . - Ditulis dengan huruf kecil dan garis di bawahi. Misalkan : C. Rumus-rumus vektor a. Vektor satuan b. Besar panjang vektor c. Penjumlahan maupun pengurangan vektor e. Perkalian skalar g. Gambar proyeksi vektor a pada b h. Proyeksi orthogonal skalar i. Proyeksi orthogonal vektor j. Titik p pembagi AB dengan perbandingan m:n k. Sudut vektor

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef