1. Pengertian Listrik
arus listrik yaitu aturan partikel – partikel bernuatan listrik
Syarat – Syarat Arus Listrik
a. adanya beda potensial antara kedua kutub
b. rangkaian tertutup
Tiga Hal Penting Tentang Arus Listrik
1. arah arus listrik mengikuti p[ergerakan muatan positif
2. arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah
3. arah arus listrik berlawanan dengan electron
2. Kuat Arus Listrik
Kuat arus listrik yaitu banyaknya muatan (+) yang berpindah pada satuan waktu dengan rumus:
I = q/t
Keterangan
I = Kuat arus listrik
Coulumb / ampere
Sekon
Q = banyaknya muatan listrik
T = waktu (sekon)
3. Hukum Ohm
Ditemukan oleh George Simon Ohm yang berbunyi:
“besarnya tegangan (V) pada komponen yang memenuhi hukum ohm sebanding dengan kuat arus listrik asalkan sehu di jaga /tutup” denga rumus:
V = I X R
Keterangan:
V = potensial Listrik (volt)
I = kuat arus listrik (ampere)
R = hambat kawat (ohm)
4. Hambatan Kawat
Hambatan suatu kawat adalah;
1. sebanding dengan hambat jenis kawat
2. sebanding dengan panjang kawat
3. sebanding terbalik dengan luas penampung kawat
dengan rumus:
R = . l
A
R = hambatan kawat (ohm) l = panjang kawat (m)
= hambatan jenis kawat (ohm.m) = luas penampung kawat (m2)
Bagaimana Arus, Tegangan, dan Tahanan / Resistansi pada suatu rangkaian listrik berhubungan? Rangkaian listrik terbentuk ketika jalur konduktif dibuat untuk memperbolehkan elektron bebas untuk bergerak secara berkelanjutan. Pergerakan elektron bebas secara berkelanjutan ini disebut sebagai Arus Listrik. Sedangkan gaya yang menyebabkan elektron mengalir dalam sebuah rangkaian listrik disebut Tegangan.
Elektron bebas yang mengalir melalui konduktor mendapat gesekan-gesekan yang menyebabkan terhambat-nya aliran elektron tersebut, gesekan-gesekan yang menghambat aliran elektron tersebut disebut sebagai Resistansi.
Hubungan antara arus, tegangan, dan resistansi dalam suatu rangkaian listrik ini ditemukan oleh seseorang berkebangsaan Jerman bernama Georg Simon Ohm. Prinsip yang ditemukan oleh Ohm bahwa jumlah arus listrik yang mengalir pada konduktor dalam suatu rangkaian berbanding lurus terhadap tegangan yang melewati-nya, pada temperatur berapapun. Ohm mengekspresikan temuan-nya tentang bagaimana hubungan antara arus, tegangan, dan resistansi dalam sebuah persamaan sederhana.
V = I x R
Dimana
“V” merupakan tegangan listrik yang diukur dalam satuan Volt (V), “I”
merupakan arus listrik yang diukur dalam satuan Ampere (A), dan “R”
merupakan resistansi yang diukur dalam satuan Ohm (Ω). Agar dapat lebih
mengerti bagaimana persamaan hukum Ohm bekerja, perhatikan contoh
berikut.
I = V / R
- I = 12V / 5Ω
- I = 2.4 Ampere
- Jadi arus listrik yang mengalir pada rangkaian di atas adalah 2.4 Ampere.
Daya pada rangkaian listrik arus searah.
Power
atau daya adalah berapa besar gaya yang dapat dilakukan dalam setiap
waktu. Daya secara mekanik yang biasa digunakan di amerika adalah
menggunakan horsepower. Daya listrik biasanya diberi satuan watt, dan
bisa dihitung dengan persamaan P = IE. Daya listrik dihasilkan oleh
tegangan dan arus. Horsepower dan watt adalah dua hal yang berbeda
namun menjelaskan hal yang sama dalam menjelaskan persamaan fisika,
dengan 1 horsepower setara dengan 747,5 watt.
Beberapa
bentuk persamaan daya atau biasa disebut dengan hukum joule P = IE ,
namun dengan persamaan tersebut untuk rangkaian DC kita bisa
menghasilkan beberapa persamaan lagi apabila disatukan dengan persamaan
pada hukum ohm.
P =IE , hukum joule
E = IR , hukum ohm
Maka akan diperoleh persamaan sbb;
P = IE, apabila E dimasukkan ke persamaan maka akan menghasilkan P = I I R, atau akan menjadi P = I2R,
Dan
ketika pada hukum ohm apabila kita hanya mengetahui E dan R saja maka
akan didapat persamaan. I = E/R, dan apa bila dimasukkan ke persamaan
joule maka akan menjadi P = E/R.xE, atau sama dengan P = E2/R.
Maka akan didapatkan persamaan hasil gabungan antara persamaan joule dan ohm menjadi P = I2R ; P = IE ; P = E2/R , dan untuk daya dengan satuan watt biasa diberi symbol W
Tidak ada komentar:
Posting Komentar