Rabu, 09 November 2016

Danau Dendam Tak Sudah (Cerita Rakyat Bengkulu)

Alkisah pada jaman dahulu kala disebuah kampung hiduplah seorang gadis yang cantik jelita, namanya Esi Marliani. Dia menjalin kasih dengan seorang pria yang tampan nan gagah perkasa kira-kira bernama Buyung. Mereka memadu kasih begitu indahnya. Sekali waktu mereka bernyanyi sambil menari dibawah pohon cempedak. Mereka saling kejar-kejaran mengelilingi pohon cempedak dan kadang mereka berguling-guling direrumputan atau mereka berayun diantara akar-akar pohon beringin. Sampai-sampai rusa, tupai dan biawak iri melihat kemesraan mereka berdua . ohhh, dunia serasa milik mereka berdua saja...
Tapi sayang cinta mereka tak direstui oleh orang tua sang pemuda karena sang pemuda sudah dijodohkan dengan gadis dari kampung tetangga anak gadis kepala suku, si upik Leha, yang memiliki kecantikan yang luar biasa. Betapa kecewanya hati si gadis Esi karena ternyata si buyung juga mencintai anak gadis pak lurah dari desa tetangga itu.
Pada waktu musim kawin, Si buyung dan anak gadis pak lurah dari desa tetangga melangsungkan pernikahannya. Pada hari itu mereka diarak keliling kampung-kampung. Sementara si Esi begitu terluka hatinya. Dia menangis tiadalah hentinya (w00aaa...woaaa..waaaaaa...hiks..hiks..woaaaaaa...).
Burung, kucing dan bebek angsapun turut menangis karenanya. Dan dia begitu dendam dengan si buyung.
Ketika kedua mempelai di arak melewati kampungnya terjadilah keanehan yang diluar akal sehat manusia, linangan air mata Esi begitu derasnya hingga perlahan membanjiri kampungnya dan menenggelamkan iring-iringan arakan mempelai sehingga semua penghuni kampung dan arak-arakan mempelai tenggelam oleh linangan air mata Esi yang akhirnya menjadilah sebuah danau yang kita kenal sekarang sebagai "Danau Dendam Tak Sudah". Esipun ikut tenggelam oleh derai linangan air matanya sendiri.
Alkisah kedua mempelai kemudian berubah jadi sepasang ular tikar. mereka terkadang menampakan diri dari kejauhan danau sementara Esipun berdiri diatas kedua ular tikar tersebut, kakinya yang kiri menginjak ular yang cewek kaki yang kanan menginjak ular yang cowok.
Begitulah kisah dongeng yang sebenarnya tentang "Danau Dendam Tak Sudah". Sekian
Dan inilah potensi pariwisata di "DANAU DENDAM TAK SUDAH"
Di Bengkulu Sumatera ada objek Wisata Danau Dendam Tak Sudah yang tidak kalah indah dan esotik dengan Danau Toba di Sumatera Utara dan Danau Maninjau di Sumatera Barat.
Danau Dendam Tak Sudah. Namanya memang unik dan tidak begitu lazim untuk nama sebuah danau pada umumnya. Sebagian orang mungkin bertanya-tanya, mengapa danau yang terletak di Bengkulu Utara ini bisa diberi nama seperti itu.
Nama “Dendam Tak Sudah” bermula pada masa Belanda menduduki Indonesia. Saat itu, Belanda memutuskan membuat dan di danau ini agar airnya tidak mudah meluap dan proses pembuatan jalan pada waktu itu menjadi lebih mudah. Dan Konon asal-usul nama danau Dendam Tak Sudah berasal dari legenda dua orang kekasih yang tidak direstui lalu menceburkan diri ke dalam danau tersebut.
Luas danau tersebut sekitar 577 hektar, dan menjadi bagian dari beberapa kecamatan di kawasan Bengkulu Utara.Danau Dendam tak sudah berjarak sekitar 6 km dari pusat Kota Bengkulu
Akses menuju ke lokasi wisata terseebut pun tak sulit. Banyak angkutan umum yang rutenya
melewati daerah itu. Atau jika Anda membawa kendaraan sendiri, jarak danau Dendam Tak Sudah dari kota Bengkulu hanya sekitar 30 menit perjalanan saja.
Selain namanya, yang istimewa dari Danau Dendam Tak Sudah adalah keberadaan anggrek pensil (vanda hookeriana). Anggrek pensil merupakan tumbuhan endemik yang hanya tumbuh di kawasan danau ini. Di samping itu, ada juga beragam flora seperti anggrek matahari, pulai, ambacang rawa, bakung, nipah, terentang, sikeduduk, plawi, gelam, brosong, dan pakis. Atraksi alami hewan langka seperti utung dan kera ekor panjang juga menarik. Hewan-hewan tersebut sering tampak bergelantungan di pepohonan sekitar danau.
Di pagi hari, pengunjung bisa menikmati matahari terbit dan pemandangan cantik permukaan danau yang berwarna kemerahan tertimpa cahaya sang surya . Di lokasi ini Pengunjung bisa memancing dan berkeliling ke seleluruh penjuru danau dengan rakit atau perahu juga asyik. Danau Dendam Tak Sudah dikelilingi bukit-bukit serta hutan rimbun. Udaranya juga sejuk, Keasrian danau serta lingkungan cagar alam yang luas merupakan potensi bagi wisatawan minat khusus untuk melakukan pendidikan dan penelitian.
Anda yang menyukai wisata kuliner, di beberapa bagian tepi danau dapat Anda jumpai warung makan atau pondok-pondok yang menjajakan beberapa jenis makanan seperti jagung bakar, kelapa muda serta hidangan yang merupakan ikan khas Danau Dendam Tak Sudah seperti perut punai, lempuk dan kue tat juga bisa dibeli di sekitar lokasi.
DOKUMENTASI .... !!
keindahan danau dendam tak sudah di sore hari

Danau dendam tak sudah



Tidak ada komentar:

Posting Komentar